-->

Aksara Pojok Kota


Aksara Pojok Kota

"Buk kacangnya ketinggalan..."
Ingin sekali aku berteriak keras sambil mengangkat tinggi-tinggi cup kacang dan memperlihatkannya. Lebih baik kuurungkan saja, ketimbang aku harus bermasalah dengan om-om, paling parah prediksi sementara aku kenak bugem. 

Tante bersama anak wanita 7 tahunan yang barusan siap menyeruput jus jeruk dan sepiring mie gurita di caffe tempat aku bertahta jadi kasir. Selesai dia menyelesaikan transaksi di meja denganku, ia pun berlalu bersama anaknya menuju mobil yang diparkir di depan caffe, sedikit remang. Entah disengaja atau tidak kacang yang baru dicicipi beberapa biji ditinggalnya di atas meja, lumayan banyak yang tersisa. "Panggil ayah nak di kantor sebelah. Bilang mama tunggu di parkir",  anaknya pun berlalu memasuki kantor yang bersebelahan dengan caffe.

Kalau kudekati tante sambil menyodorkan kacang mungkin ia akan berterimakasih seraya melempar senyum ke arahku. Niatku baik sih. Namun apa kata suaminya? Praduga aku sebagai tanda kutip akan melintas di otak suaminya. Aaah, biarkan saja kacang lima ribunya tinggal di atas meja dan nanti ku kupas bersama Arif, sikawan kerja, daripada aku di-OTT oleh si om bersama kacang dan istrinya. Sekali lagi kutegaskan, niat aku baik. Dan pada akhirnya si tante, si om, dan anaknya pergi bahagia dalam mobil Honda Jazz, meninggalkan aku bersama kacang serta kulitnya.

Lamteh, 11 Juli 2018

Untuk Navigasi Lengkap Silahkan Kunjungi Peta Situs



Baca Juga:

Langganan Via Email

Post a Comment

Copyright © | by: Me