-->

Ballada Cut Nya' Dhien


Ballada Cut Nya' Dhien
(Oleh: W.S. Rendra)

Apabila bulan tersenyum di atas bumi merdeka
Dia adalah wajah Cut Nya' Dhien
Apabila angin berhembus membelai bumi Mugo yang suci
Dia adalah nafas Cut Nya' Dhien
Cut Nya' Dhien adalah harimau yang tabah dan jelita
yang mengintip di antara rerumpun ilalang di daerah sepanjang Sungai Wojla
yang mengembara dengan dendam yang mulia
Menumpas kaphe dan penjajah.
Apabila suara ratib sudah menggema di seluruh rimba
dan rencong serta pedang daun tebu telah mulai gemerlapan
memantulkan kembali
cahaya bulan dan bintang-bintang
gemetarlah para kaphe dan penjajah
karena tahu bahwa api di tiap dada rakyat Aceh takkan bisa dipadamkan!!!
Dan Cut Nya' Dhien telah mengangkat laras senapan, serta menuntut bela bagi suaminya
Sungai Wojla dan Sungai Meulaboh,
tanpa hentinya menyanyikan lagu puja bagi keluhuran budi dan keberaniannya.

Dia adalah bunga,
bunga yang termulia dan bunga yang dikorbankan,
bunga tanah Aceh yang dipuja Nusantara.
Segenap bumi tanah Aceh,
Bumi Mugo dan bumi Pantai Barat
yang telah menjadi kancah laganya
segenap bumi Sumedang dan Jawa Barat
yang telah memangku jasadnya
Segenap bumi Nusantara
yang membanggakan putrinya,
akan mendendangkan doa-doa
bagi arwahnya
Kepada yang telah pergi,
meninggalkan jasa
kepada yang telah tidur,
setelah rampung kerjanya,
kita berikan tempat di dalam jiwa,
kita buatkan cerita gemilang
bagi anak cucunya

10 Juli 1963

Untuk Navigasi Lengkap Silahkan Kunjungi Peta Situs



Baca Juga:

Langganan Via Email

Post a Comment

Copyright © | by: Me