Pagi Itu, Aku Masih Mengigat
Mu(pagi)
Aku
mengagumimu, sang pelipur dahaga yang
tiada dua
Tutur
katamu seakan menundukkan liarnya jiwaku
Senyummu, tingkahmu, adalah sebuah anugrah yang bisa ku jelajah dengan bola mata dan
batinku
Semilir
angin itu yang menyibak jerami-jerami di persawahan, menghembus jalan-jalan
padat kota, memanjakan hijab yang engkau kenakan, dengan sopannya kau naikkan
kacamata yang setengah turun
Aah.
Sebuah ciptaan Ilahi yang benar sempurna tanpa bisa untuk ku kupungkiri
Ya,
pagi itu. Aku masih mentengkerkan ingatan itu di ubun-ubun
Gampong Laksana, 31 Maret 2018 (15:30)
Note:
pagi tadi (FKIP Unsyiah, 09:57)
Untuk Navigasi Lengkap Silahkan Kunjungi Peta Situs
Post a Comment