Matamu Aneh
Malam tadi engkau yang duduk di sebelahku mengeluarkan satu kalimat yang cukup fantastis "memulai itu yang susah" katamu seraya senyum. Aku mengangguk pertanda setuju sepaham dengan pendapatmu. Terkadang kita kesusahan dalam menggerak langkah awal memijak, lalu berjalan ke arah tujuan. Tanpa kita sadar sesuatu memang harus dimulai baru akan terjadi. Sesuatu yang tidak pernah dimulai maka muskil-lah untuk ia terjadi. Aku kembali berpikir, ternyata ada yang lebih berat memulai jika dibandingkan dengan memulai langkah, yaitu; memulai dalam hati. Sebab niat hati yang kau tanam adalah pondasi awal sebelum engkau mulai membangun monumen, tugu, atau membangun rumah mungkin.
Aku sengaja tidak memperpanjang atau berkomentar kalimatmu itu. Kurasa itu bukanlah sebuah petuah darimu, melainkan apa yang engkau rasa lalu kau utarakan begitu saja ke telingaku. Sudahlah aku tidak kuasa berdebat denganmu, engkau akan selalu kuat dengan prinsipmu dan aku selalu kuat dengan prinsipku, yang ada aku akan terlihat arogan mematahkan terlalu banyak buah pikirmu yang kurasa cukup bijak. Aku cukup duduk di sebalahmu tanpa lagi berdebat, itu sebuah janji yang kubuat dan kujalani sendiri. Beberapa obrolan ringan kita lahap, dan tiba-tiba engkau mengatakan ada yang aneh dengan matamu. Engkau menyuruhku melihat sambil menatap matamu, tak lupa engkau membuka kacamata. Aku leluasa menjelajah bola matamu.
"Kantung matamu hitam, terlalu banyak begadang", begitu komentarku datar.
"Kantung matamu hitam, terlalu banyak begadang", begitu komentarku datar.
"Bukan itu, tapi bola matanya. Ada yang aneh tidak?" Tanyamu sekali lagi.
"Tidak Geunaseh" jawabku sambil mengerut dahi, sedikit senyum sebelum mataku berhenti menolehmu.
"Tidak Geunaseh" jawabku sambil mengerut dahi, sedikit senyum sebelum mataku berhenti menolehmu.
Apa engkau fikir jawabanku benar (jujur)? Tidak Geunaseh. Aku tau akan apa-apa yang engkau simpan, yang engkau sembunyikan secara rapi. Rapi menurutmu tidak rapi menurutku. Bukan kamu saja yang tidak rapi, aku juga berantakan semenjak engkau masuk sepenggal-sepenggal di kehidupanku. Bedanya saja aku tidak pernah sembunyi-sembunyi, ya walau sekarang aku sama sepertimu mungkin, bersembunyi dalam terang.
Orang yang mampu membuat aku kembali rapi aku rasa, kamu. Maka jika engkau berniat begitu, rapikanlah aku dengan segenap-genap hati.
Lambhuk, 03 April 2019
Untuk Navigasi Lengkap Silahkan Kunjungi Peta Situs
Post a Comment